Kelahiran
Minggu, 20 Januari 2008
Kelahiran Yang Kedua Kali

17 Januari 1992 dalam naungan Capricornusku dengan penjagaan sang Jibril dan kepakan sayapnya yang basah terpercik isak tangisanku yang pertama tuk terlahir kedunia.

Tuhan telah merencanakan kelahiran ini.

Dilewatkan dari anak adam dan hawa tuk menjemput masa tuanya.

Diberi kesempatan dan kehendak dari Allah untuk memanjangkan nafas dan menghirup wangi cinta serta getir pengorbanan yang sengaja dipikulkan padanya,

Pada bayi mungil itu.

Kemegahan dan keagungan kuasa tuhan membangkitan dan mempertemukan mereka dari perbedaan latar belakang yang hakiki dan keegoisan isi hati yang enggan dibagi.

Tiada satupun yang luput darinya

Kecuali dengan kuasa tuhan pula menyatukan perbedaan dalam satu harapan

Yakni.....”Cinta”

Nyanyian tangis yang ia derukan benar-benar memukau setiap insan.

Bahkan lebih memukai dari seuntai kalung mutiara.

Senyum kecil yang terkembang dari bibirnya begitu manis.

Bahkan lebih manis dari sebatang Lollypop.


Arti sebuah kehadiran baginya adalah tanggung jawab.

Atas penantian yang teramat panjang.

Akan banyaknnya pengorbanan yang harus dibuang.

Aku yang lahir dari kegemilangan cinta dan deru nafas para pemuja dunia,

memiliki segalanya,

Semuanya.

Hingga tak sanggup dipertahankan dan gugur sebab tak berteman.


Jika nanti ia tumbuh dewasa.

Andai esok bintang itu menampakkan kecermelangannya.

Seumpama lusa sayapnya tumbuh dan terbang tinggi,

hingga ia terlempar pada suatu keadaan yang terlampau pilu.

Maka.....

Hati ini bukan untuk dipelihara

Jiwa ini bukan tuk dikekang terpenjara.

Sebab aku.......

Aku adalah simbol kebebasan.

Bagi diriku,

Bagi mereka yang sudi mendengarkan rayuanku.


Apakah aku.....

Bintang senja yang tumbuh dalam ketidakpastian harus terpelanting pada sebuah hamparan padang rumput tak bermusim

Apakah aku.....

Jiwa muda senantiasa mengharapkan keberhasilan yang mudah dan terus menginginkan kegagalan tak menyentuhku,ditakdirkan tuk terus mengepalkan tangan sementara keraguan membuatku jenuh.

Dan apakah aku harus pasrah tuk terus dipaksa agar tak tahu,

Bagaimana harus bergembira di musim panas.

Supaya aku tak mengerti cara mengeluh di musim dingin.

Agar aku tak paham makna tertawa di musim semi.

Dan aku...

Bintang senja itu tak sanggup mengartikan tangis dimusim gugur.

Betapa aku, pemuda lajang yang malang.


Biar jam pasir di sudut kamarnya,

Mendidiknya sampai habis kesempatan tersisa.

Dan menjadikannya kilau, karena kilau itu adalah awal.

Menjadikan ia cahaya,sebab Cahaya itu adalah arah.

Menjadikannya sinar, karena sinar itu bagaikan kanvas.

Serta agar dibentangkan kanvas itu,

Biar merah, kuning ,biru, hitam serta warna indah dari sisi dunianya yang lain membuat kanvas putih polos itu jadi penuh tawa, berlinang tangis

Agar pada akhirnya sesorang cucu adam yang lain bersedia mengaluni setiap sudut hati yang telah mati dengan hentakan melodi kerinduan serta nyanyian cinta sendu.


Dan dia sang kekasih...

Bersedia menghadirkan padanya airmata kesedihan yang menyucikan hati.

Hati yang suci kan mengundang seulas senyum.

Sebab senyum sang kekasih bagiku adalah alasan hari ini tuk tetap bernafas dan hasrat agar terus mencari kesungguhan cinta sejati senantiasa terjaga.

Agar nanti masih dapat kukumandangkan dihadapan banyak orang.

Dan esok bisa diucapkan banyak orang.

Tentang cinta yang tak pernah pulang.

Akan rindu yang enggan kembali.

Mengenai kasih tak sudi singgah ke rumah tuaku, di tengah gurun gersang tak bertuan.


Adalah saat-saat ia mencari siapa...?

Apa...?

Dimana...?

Kenapa...?

Kapan...?,dan

Bagaimana kelak dirinya berpijak diatas pendirian yang selalu dipertahankan

Dan berdiri dia atas janji yang tak pernah dapat dirasakan,manisnya pengkianatan dan begitu indahnya bila janji itu diingkari.

Namun bukankah itu semua penghabisan seluruh penantikanku?

Kini aku tlah tumbuh menjadi sebuah bintang

Sebuah kemilau kecil diantara pekat selimut petang.

Dan berjuang menapaki kabut senja tak terang mencari sebelah rusuknya yang hilang.

Mendapati seorang kekasih yang begitu tulus mencintainya adalah impian.

Tapi tanpa sadar sesungguhnya ia telah terlena, terbuai, dan terkulai bersama mereka orang-orang yang telah gagal.

Terus mencari bunga kecil penuh duri yang tak mudah tuk dipetik agar tak mudah pula dicampakkan.

Sang bintang senja kini hanya bisa duduk terdiam.

Memandangi awan gemawan dan membiarkan fajar berganti malam dan kembali ia menikmati siraman embun kala esok menjelang


Hingga hari ini

Masih kudengar nyanyian hujan, diantara hamparan ilalang gersang.

Nun disana,

Di tengah gemuruh tak terjamah,

Di keheningan taman bunga kematian yang didalamnya terkubur jiwa dan kenangan yang dulu diberikan olehnya padaku.

Diberikan hanya untuk aku.

Ditakdirkan sepenuhnya untuk menjaga sepanjang malamku.

Ketika aku mencoba berlari, tiada ingin kusembunyi.

Dan dia...

Yang dulu menghadirkan di hadapanku sebuah janji

Tentang perihnya onak duri,

Akan manisnya rasa benci.

Sedangkan aku kini sekedar bintang senja yang redup.

Setelah dicampakkan petang yang tak kunjung menjelang,

Hanya sanggup menikmati keyataan sendiri masa kecilku telah usai.

Masa mudaku telah pergi percuma.

Dan masa tua menanti diujung lorong dengan wajah suram.

Bunga yang dulu aku tanam sendiri kini berguguran layu karena tak seorangpun enggan basahi.

Hingga ketika ia datang membawa secawan air mata kerinduan dan seulas senyum agar kelopak dan tangkainya yang tegar, tetap terjaga meski terhina.

Selama jalinan ini tetap kau ingini tak kan kubiarkan seorangpun membuatnya ternoda, meski hanya setitik nila.

Sekalipun mereka mengambil pengelihatanku,

Masih dapat kunikmati melodi kerinduan yang dihantarkan angin kegalauan berisi desahan lembut dari sang kekasih.

Seandainya mereka menyumpal kedua telingaku, maka

Masih bisa kuhirup nafas panjang mewangi aroma tubuh dan keharuman bunga di taman hatinya, Taman Surga.

Jika udara ditiadakan, maka

Aku akan hidup dengan jiwaku karena harapku putri sang cinta dan keindahan.


Sesungguhnya esok bukanlah kelanjutan dari hari ini,

Karena aku kekasih dari sang maut yang dipilih sebagai akhir.

Agar perjalanan senja menghadirkan sebuah kenangan

Bukannya linangan airmata penghias tangis dan bukan pula sebatas lirikan, perkenalan , ciuman pertama ,perkawinan dan pilihan akhir bukanlah perpisahan.
Sebab kemarin adalah kesalahan

Bukan pengakuan atau penyesalan yang enggan dibagi dan bukan pula seurat rindu yang patut dibinasakan.

Jadi mengapa jalan ini yang harus kutapaki sendiri?

Dan sesungguhnya hari ini adalah sinar redup bintang yang penghabisan.

Label:

(Read The Rest Of This Entry...)
posted by Little Moron @ 16.31   2 comments
Dari Lebaran Yang Lalu...
Rabu, 10 Oktober 2007
Perbedaan Hari Lebaran,Antara Ideologi dan Toleransi

Hari Raya Iedul Fitri memang telah lewat beberapa waktu yang lalu. Namun, semarak suasana dan dampak yang diakibatkannya masih jelas terbayang di benak kita. Mulai dari fenomena mudik, dan perputaran ekonomi ketika lebaran yang begitu cepat, sampai penentuan jatuhnya satu syawal yang menuai pro dan kontra. Apabila hari raya idul fitri pada tahun-tahun sebelumnya hanya terjadi dua perbedaan yaitu antara NU dan Muhammadiyah. Pada tahun ini empat versi lebaran muncul dari beberapa kelompok ormas dan komunitas. Bahkan yang terakhir yaitu kelompok yang keempat, baru melaksanakan shalat Idul Fitri pada hari Minggu (14/10). Mereka adalah sebagian warga Dusun Kalianyar, Desa Sumbersuko, Kecamatan Dringu, Kabupaten Probolinggo.

Mereka berpendapat demikian lantaran didasarkan pada perhitungan kalender Islam yang bersumber dari kitab Mujarabat kuno (Primbon Jawa). Karena menurut Imam yang memimpin Salat Id, Ustadz Rasuli,mereka sejak dulu sudah berpedoman pada Mujarabat.
Kelompok yang lainnya adalah jemaah An-Nadzir. Dengan sekitar 300 anggota jemaah, mereka melaksanakan salat Id di lapangan tepi Danau Mawang, Kelurahan Borongloe, Kecamatan Bontomarannu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel), Pada hari Kamis (11/10) lalu.

Jemaah ini dapat dengan mudah dikenali dari jubah dan sorban warna hitam serta ikat kepala warna putih yang mereka kenakan. Dan juga dari rambut mereka yang dicat warna pirang dan agak kekuning-kuningan. Ajaran yang masuk ke Gowa melalui Syech Muhammad Al Mahdi Abdullah, imam kaum An-Nadzir pada tahun 1998 ini, tidak hanya berasal dari Gowa, jemaah An-Nadzir juga datang dari Kota Palopo, Makassar, Nusa Tenggara, dan Toli-toli.

Menurut penanggung jawab jemaah An-Nadzir yang juga bertindak sebagai imam salat dan khatib, Ustadz Lukman A Bakti mengatakan kelompoknya menjalankan salat Id ini dengan mengambil rujukan gejala alam seperti air laut pasang penuh. "Ketika laut pasang, itu berarti bulan dan matahari berada pada posisi sejajar," jelasnya dan ia menambahkan bahwa gejala alam ini didukung tanda-tanda alam lainnya seperti bulan tsabit yang sudah tidak nampak sejak Rabu (10/10) sekitar pukul 2.00 dini hari.

Sebenarnya pandangan kelompok An-Nadzir ini tidak begitu mengejutkan karena pada tahun sebelum-sebelumnya mereka juga menjadi kelompok yang paling awal menunaikan Shalat Id dibandigkan dengan pemerintah dan kelompok ormas islam yang lain

Versi selanjutnya yaitu versi kedua adalah versi yang diyakini oleh Jamaah Muhammadiyah. Mereka melaksanakan Shalat Id pada hari Jum’at (12/10).Hal itu sesuai maklumat Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah yang menetapkan 1 Syawal 1428 Hijriyah jatuh pada Jumat, 12 Oktober. Penetapan yang tertuang dalam maklumat bernomor 03/MLM/I.0/E/2007 itu berdasarkan sistem hisab hakiki wujudul hilal yang dijadikan pedoman oleh Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah.

Sedangkan versi ketiga yaitu yang dilaksanakan NU bersama Pemerintah. Pemerintah melalui Menteri Agama Maftuh Basyuni menetapkan 1 Syawal 1428 H jatuh pada Sabtu (13/10). Keputusan itu diambil dalam Sidang Isbat di Jakarta, Kamis malam, yang melibatkan sejumlah ormas Islam dan diikuti para utusan sejumlah negara sahabat.
Menurutnya, dari sedikitnya 40 titik pantau hilal (bulan) mulai bagian barat (Aceh), tengah (Maluku, Kalimantan, dan Sulawesi), dan timur (Papua), hilal masih terlihat di bawah ufuk. “Dengan demikian puasa digenapkan menjadi 30 hari,” kata Maftuh.

Sedangkan versi terakhir yang tak lain adalah versi keempat adalah penentuan 1 Syawal yang dilaksanakan warga Dusun Kalianyar, Desa Sumbersuko, Kecamatan Dringu, Kabupaten Probolinggo, yang baru menunaikan salat Id, Minggu pagi.
Salat Id yang digelar di musala Dusun Kalianyar ini diikuti 100-an jemaah. Mereka berkumpul sejak pukul 06.00 WIB, sembari mengumandangkan takbir. Pukul 07.00 WIB, Salat Id dimulai dipimpin Ustadz Rasuli, dan sebagai khatib Ustadz Abdullah.

Munculnya empat versi penentuan jatuhnya satu syawal tahun ini memang menuai berbagai tanggapan dari masyarakat.

Label: , ,

(Read The Rest Of This Entry...)
posted by Little Moron @ 21.00   2 comments
Akhirnya Kudapatkan Jawaban
Jumat, 05 Oktober 2007
Akhirnya Kudapatkan Jawaban, Tapi Menyakitkan


Terlempar ku dikelamnya malam

Terlelap diriku dalam angan

Segala ingin yang tersimpan dihati

Ingin kulucuti duka yang menusuk sukma

Kupungut satu asa yang coba balut luka

Resah dihati bawalah pergi

Dan izinkan aku menembus awan

Ingin kurasa indah arti cinta

Puing rasa dalam dada kemana kulabuhkan semua

Yakinkan hatimu tuk terangi jiwaku

Buka mata hatimu dan rasakan indah

Kau adalah bunga yang ingin Kupetik

Yang akan selalu semerbak ditiap nafasmu

Jadikan diriku yang lusu sebagai ‘Bintang’ yang terangi anganmu yang kosong

Terangnya sinarku yang ingin kaurasa dalam rindu.

Kujadikan dirimu ‘Bungaku’ yang terindah

Kan selalu hiasi hati dan memberi arti

Tapi kini hanya cerita yang lalu

Berlalu bersama luka yang ia tanamkan padaku

Namun sekarang semua berakhir

Bersama dengan perih yang tlah ia ukir

Begitu perihnya, ketika ia dulu membuatku menangis

Dan ia pun tak tahu

Begitu sakitnya saat aku tersiksa oleh rindu yang ia ciptakan

Tapi lebih pedih lagi saat aku sadari

Bahwa cintanya tak pernah kumiliki

Bahkan dihatinya tak sedikitpun ada cinta atasku

Betapa bodohnya aku

Terlalu berharap pada harapan-harapan palsu

Begitu menginginkan mimpi-mimpi yang tak pernah terjadi


Dialah manusia yang memuja dan mendewakan cinta

Dan dialah yang juga diperbudak oleh cinta

Tak tahu dengan apa ia mengartikan sebuah keikhlasan dari cinta

Yang diketahuinya adalah bagaimana cinta itu mewarnai hidupnya dengan tawa

Dia yang tak memahami arti sebuah tangis

Dan tak faham akan arti sebuah pengorbanan

Dia juga yang tak yakin akan sebuah kepercayaan

Menjalani hidup tanpa tahu rencana masa depan

Mengukur kebahagiaan dengan keindahan hari ini


Setelah semua yang ada padaku direnggut olehnya

Habis sudah harapanku untuk mendapati cinta

Remuk…….

Kehormatanku telah diodai oleh kebohongannya

Apakah aku terlalu menyayangi dia?

Hingga aku tak sadar akan bom waktu yang tertanam dalam jiwa

Apa aku terlambat untuk menyadari

Akan kehadirannya yang aku ingini


Akhirnya aku dapatkan jawaban atas pertanyaan yang aku pendam

Jawaban atas teka-teki yang ia berikan

Adakah Cinta dihatimu?

Pernahkah hatinya memikirkanku

Selama ini alasan-alasan yang ia hadirkan

Tak begitu mampu menenangkanku

Tidak pula dirinya

Yang haus kasih sayang seorang Pria

Aku Malu…..

Aku Takut……..

Aku malu akan keadaan

Aku takut akan jawaban yang ia berikan


Setelah sekian lama ia diam

Kini terbuka mulut manisnya yang selama ini bungkam

Pandangannya memabukkan

Entah apa yang hendak ia muntahkan

Menyayat pilunya jiwa

Diakah Kekasihku ?

Yang pergi saat dunia menjauh

Henyak aku dibuatnya

Akan jawaban yang membuatku gila

Aku begitu hancur dengan kata yang ia ucapkan

“Lebih Baik Kita berpisah saja ya”

Itulah Peluru yang menembus jantungku

Dan kini tertanam menunggu waktu

Menanti akan kematianku

Masih terasa taring yang tertancap di leherku

Setiap saat membuatku menangis

Setiap hari menghadirkan perih yang tiada berhenti


Masih bisakah aku menangis?

Jika air mataku tlah kering !

Masih dapatkah aku mendengar?

Jika Resah jiwaku tak dapat kusuarakan!

Masih dapatkah aku tegar?

Jika bangkitnya aku selalu dijegal!

Masih dapatkah aku jadi lilin?

Jika aku sendiri yang nantinya akan hancur!

Masih bisakah aku mengartikan Dirinya ataupun mereka?

Jika ia hanya menganggapku penghibur luka!

Tidak mengertikah mereka?

Bahwa aku juga ingin mereka tahu,

betapa berat beban diotakku!


Bukan bagaimana kau membenciku,

Tapi bagaimana kau memaafkan diriku.

Mencintai dan menyayangi

Bukan bagaimana kau membaca dan mendengar kalimatku

Melainkan bagaimana kau memahami maknanya.

Mencintai dan menyayangi

Bukan bagaimana kau melihat apa yang ada padaku,

Tapi apa yang kau rasakan saat ada dan tak ada aku.

Mencintai dan menyayangi

Bukan bagaimana kau melepaskan aku,

Namun bagaimana kau mempertahankan aku.


Lagu itu menggoda

Menyegarkan kenangan yang dulu sirnah

Alunan musik itu membahana

Melukiskan cinta kita yang teramat indah

Lirik itu hangat dijiwa

Sehangat pelukanmu

Kecupan itu masih terbayang

Ketika pertama kalinya kau melenggang


Yach, mungkin itulah hal terbaik yang dapat kita lakukan.

Biar lembar hitam & putih masa lalu menyingkir dari hidupku.

“Maaf”

Itulah kata terakhir yang dapat kauucapkan.

Jika kau anggap adanya aku adalah suatu beban,

Maka biar ku menjauh dari hidupmu.

Tapi percayalah,

Kau telah ajari aku banyak hal.

Biar benalu ini pergi !

Dan menitih hari harinya tanpa tangis dan penyesalan.

Andai akulah duri yang selalu melukai hatimu,

Maka duri itu akan enyah dan lenyap dari duniamu.

Dan jika hadirku tlah menyulam sebait tawa dalam sajak yang kau titih,

Maka hanya segores terimakasih yang dapat kulantunkan.

Aku tak akan pernah lagi bertanya apa salahku,

Karena aku tahu kau tak akan pernah mau menjawabnya.

Yang salah hanyalah aku manusia bodoh yang selalu buatmu luka.

Andai saja aku dapat menyadarinya lebih awal

Akan cinta yang tak pernah kau miliki

Tentang kebohongan yang kau buat selama ini

Entahlah, Mungkin aku memang pantas mendapatkannya.

Jika suatu saat kau ingin kembali

Atau ada yang lain hadir di hati

Atau mungkin Engkau

Apa ia bisa menghapus perihku?

Bisakah ia membingkaiku dan tak menyakitiku?

Sanggupkah Ia menghadirkan rasa percaya akanku?

Dan aku tak lagi egois karenanya

Selamanya aku masih mengharapkanmu Adinda.

Jika kepergianku bisa buatmu damai ,

Maka kupinta satuhal,

“Jangan menyesal mengenal aku”

Label:

(Read The Rest Of This Entry...)
posted by Little Moron @ 22.38   0 comments
Ketika
Kamis, 04 Oktober 2007
Aku , kertas putih yang salah tinta

Aku , hamparan langit yang suka akan kegelapan

Dan aku sebuah aliran air yang kotor

Karena aku manusia yang tak pernah mengenal – MU

Jika dulu aku meludahkan kata-kata kotor dihadapanmu

Maka kini aku belajar berdzikir mengingat kebesaranmu

Kusadari ……

Hidup yang kujalani selalu membosankan

Waktu yang kualami terlalu dibuat – buat

15 tahun yang kuhabiskan begitu percuma

Bebasnya pergaulan selalu membuat ku berkata “ Aku belum puas “

Dosa dan Dunia jadikan aku lupa akan akhirat

Aku lelah………

Aku lelah………

Aku lelah………

Ingin kutepis semua

Tapi pantaskah aku disana ,

Ditempat Tuhan tuk bersujud dan berlindung padanya

Kotor… kotor…

Aku lebih kotor dari sampah

Jika ada kesempatan tuk mengulang hidup

Kan kuabdikan diri ini dalam kuasamu , Tuhan !

Andai satu bulan ini menjadi bulan terakhir hidupku

Adakah sudi engkau menerima Taubatku...?

Berhari-hari aku aku merindukanmu

Berbulan lamanya memendam harapan bertemu denganmu

Marhaban Ya.. Ramadhan


Akulah manusia yang memuja dan mendewakan cinta

Dan Akulah yang juga diperbudak oleh cinta

Tak tahu dengan apa aku mengartikan sebuah keikhlasan dari cinta

Yang diketahui adalah bagaimana cinta itu mewarnai hidupku dengan tawa

Padahal Seharusnya semua itu tak melebihi cintaku pada-Mu

Aku yang tak memahami arti sebuah tangis

Dan tak faham akan arti sebuah pengorbanan

Aku juga yang tak yakin akan sebuah kepercayaan

Menjalani hidup tanpa tahu rencana masa depan

Mengukur kebahagiaan dengan keindahan hari ini

Padahal Seharusnya air mata ini haya kuteteskan pada-Mu

Dan Sekarang tibalah waktuku tuk kembali bersujud dihadapanmu

Kini saat yang tepat tuk mengakui dosa-dosaku


Tuhan … aku lelah !

Ingin kupergi tanpa satuhalpun yang membebani aku

Ingin ku berlari tanpa ada yang mengejarku

Ingin aku berjalan dengan langkah tenang tanpa satu tuntutan

Tuhan…

Kenapa ku jadi seperti ini ?

hanya dapat terdiam meratapi yang terjadi

Kegalauan yang indah

Kepiluan yang sebenarnya sama sekali tak pantas aku banggakan

kesendirian pula yang begitu mengoyak jiwa ini

badai itu datang tanpa permisi

beban ini menepuk punggungku secasa masal

dua pilihan yang begitu sulit bagi aku

dua pilihan pula yang pernah membuatku tertawa dan menangis

Kedua pilihan itu aku butuh dan membutuhkan aku

Tuhan…

Bagaimana mungkin ku memilih satu diantara keduanya ,

Jika satu pilihanku nanti akan menggoreskaan luka pada yang lainnya

Kebenaran ataukah kebohongan-kebohongan yang selama ini terus aku lakukan

Yang tak mau untuk kehilangan aku


Tuhan… kaulah yang lebih tahu daripada aku

kaulah yang jauh lebih faham yang terbaik untuk ku

Tuhan , aku tak akan menuntut apa apa untuk diriku !

Aku hanya ingin Sekali mengucap taubat padamu ,

Jika matahari dan bulan dapat seiring sejalan ,

Lantas mengapa aku harus berjuang sendiri

Tuhan…Awal semua ini adalah aku!

Bulan suci ini yang aku harap bisa meghapuskan dosa,

Tapi mengapa selanjutnya aku terus melakukan tindakan-tindakan bodoh

Kenapa aku harus mengulangi kesalahan yang sama


Tuhan…Jika kedatangannya adalah yang terahir

Aku ikhlas

Aku Rela

Tapi aku tak ingin ini jadi terakhir kalinya aku menyebut namamu

Terakhir kalinya aku bersujud di tempatmu

maka izinkan ku tuk merindumu dalam tulusnya hati ini

atau….Pabila tak bisa tuk nantikan kehadirannya

Apakah dengan kepergianku

bisa membuat mereka tahu betapa aku telah membohongi mereka

Dan maaf darinya akan terucap di akhir senja

Tuhan jika kepergian ini bisa mengetuk pintu hati mereka …

Maka ajarilah aku untuk dapat belajar menghargai waktuku

Yang terakhir ini


Diberikan oleh Tuhan hanya sekali

Maka jangan sia siakan jika tlah kau fahami

Ramadhan bulan yang suci

Diberikan Tuhan hanya sekali

Agar dapat kau isi dengan warna yang penuh arti

Ramadhan yang mungkin terakhir kali

Diberikan Tuhan hanya sekali

Sebagai bukti cinta NYA padamu

Ramadhan pengobat hati

Diberikan Tuhan hanya sekali

Agar dapat bersyukur atas nikmat NYA

Ramadhan yang penuh arti

Diberikan Tuhan hanya sekali

Dan yakinilah banyak kelebihan yang ada padanya dan tak lagi aku pungkiri


Wajah luguku tertutup puja dunia

Senyum tanpa dosa yang ada adalah selimut dusta

Diakah kawanku yang dulu mengiringiku

Yang kala itu tertawa dan menangis denganku

Bersama-sama mengukir

Sobat tanpa ukiran sajak nyata

Menggoreskan cerita dusta

Menyayat pilunya jiwa

Diakah Kawanku ?

Yang pergi saat dunia menjauh


Masih bisakah aku menangis?

Jika air mataku tlah kering !

Masih dapatkah aku mendengar?

Jika kesah jiwaku tak dapat kusuarakan!

Masih dapatkah aku tegar?

Jika bangkitnya aku selalu dijegal!

Masih dapatkah aku jadi lilin?

Jika aku sendiri yang nantinya akan hancur!

Masih bisakah aku mengrtikan mereka?

Jika mereka hanya menganggapku penghibur luka!

Tidak mengertikah mereka?

Bahwa aku juga ingin mereka tahu,

betapa berat beban diotakku!

Waktu mengajariku merenung , terdiam , dan berfikir

Air mata dan perbuatan hina tlah menghiasi 11 bulan yang lalu


Waktu mengajariku tegar , dan ikhlas menerima cobaan

Waktu mengajariku makna kehidupan

Maka waktu mengajariku untuk tidak menyia – nyiakannya

Tapi kenapa aku menyadarinya saat aku tak punya waktu

Jika kaulah pengisi waktu ini

Buatlah kutepis ragu dan tak menemui sesal

Andai sang waktu ingini aku hancur ,

Jangan berikan kesempatan itu untuk aku

Dan ajarilah aku tuk mengisi waktu dengan hal-hal berarti

Perjalanan senja ,

Ada yang singgah

Namun yang satu ini ,

Terbawa hingga kedada

Perjalanan fajar ketika mentari tak lagi bersinar

Aku terperangkap dalam bingkai yang enggan lepas


Tuhan ,

Mungkinkah tak kan pernah aku tahu

Sebab kecil yang selalu buatku menangis

Apa mungkin ini yang terakhir?

Ya Allah,

Dapatkah kumengerti,

Kenapa hanya dapat kulampiaskan dengan tangis ini

Bagai berkaca diair keruh

Tak kutahu yang mana bayanganku

Apa mungkin esok tak ada lagi?

Ya Allah

Begitu buruk kah aku dimatamu

Tak bisakah kuperbuat sesuatu yang dengannya akan menjadikan hamparan cerita tanpa ujung ini berakhir indah

Sementara aku ragu

Dan lantas mengapa orang yang mengenalku iri terhadapku

Apa mungkin di hari kemenangan nanti aku masih bisa tertawa

Bersama keluarga dan sanak Saudara

Ya Allah

Dimanakah dapat kutemui jawaban tangisku

Jika tlah kau titipkan aku pada mereka?

Kenapa tak secuil kekagumanpun kulihat dimatanya

Apa mungkin Kegalauan ini bertahan slamanya

Ya Allah

Apakah aku harus diam dan bungkam ?

Atau aku hanya dapat menunggu ?

Menanti penambal kegelisahan ini


Dan pabila nanti di penghujung bulan

Ketika takbir dikumandangkan

Waktu semuanya mengenakan pakaian terbaiknya

Saat tak ada lagi belenggu yang memasung mereka

Pantaskah aku menangis

Pantaskah aku bersedih

Ramadhan yang aku tunggu kini tlah berlalu

Ramadhan itu tlah pergi dan aku khawatir tak bertemu lagi

Padahal masih banyak kesalahan-kesalahan yang belum aku akui

Terlalu banyak kesombongan yang belum aku sadari

Dan begitu tamaknya aku akan dunia

Akan kesalahan yang membuatku bangga

Tentang jati diri yang tak peernah aku temui

Seandainya bulan penuh rachmat ini berlalu

Dan setelahnya aku masih saja begitu

Aku ingin disadarkan melalui mereka yang doanya engau dengarkan

Hingga tak ada lagi penyesalan andai ia tak lagi datang

Label: ,

(Read The Rest Of This Entry...)
posted by Little Moron @ 19.37   0 comments
Kembali Aku Bertanya
Rabu, 05 September 2007
Kembali aku bertanya,Masih Adakah cinta Di hatinya...?


Kenapa aku harus mencinta

Bila akhirnya kan sakit jua

Mengapa rindu ini begitu menggelora

Andai ia tak rasakan yang sama

Ingin ku berteriak namun tak bisa

Hempaskan saja duri dan taring yang tertancap di dada

Adakah ia kini masih menginginkanku


Tercabikku karenanya

Tersiksa oleh mulut manis yang ada padanya

Sekarang ia begitu dingin

Beku dalam salju yang diterbangkan angin

Kemanakah ia yang dulu?

Bagaimana Kelanjutan cerita, Si pungguk yang menginginkan Ratu

Bakar saja seluruh asmara

Andai kini kau merasa hampa

Buang semua cinta dan asmara

Karena ku fikir……….

Kau memang tak lagi mengharapkannya

Apakah lagi yang engkau cari?

Bukankah cinta sejati?

Atau cinta sesaat dan nanti kan pergi

Apakah lagi yang kau harapkan?

Padahal……….

Lamanya ku menanti cinta darimu

Tak seperti yang ada dalam benakku.


Kata mereka cinta ini milik kita

Menurut kita…….?

Dari mulut mereka terucap pesona

Sedangkan kita……….?

Entahlah…………


Cinta yang perlahan mulai terkikis waktu

Aku harap kembali utuh

Saat pertama kali kau ucapkan rayu

Ketika untuk pertama kau mencumbuku

Akankah mawar yang kujaga agar tetap kuncup,

Kau kembangkan begitu saja

Lalu dengan angkuh kau lupakan

Tak kau sirami………

Tiada kau cintai lagi

Kini aku terpuruk dalam tangis dan air mata

Menanti jawaban akan sebuah Tanya

MASIH ADAKAH RINDU DI HATINYA………?


Tak berdaya

Karena kau kini bungkam

Tak mengucapkan sedikitpun kata

Lalu,Mengapa dulu kau ucapkan cinta

Kenapa saat itu kau janjikan aku sebuah tempat

Yang berkali-kali kau mengatakannya

Begitu indah hingga memabukkan

Dan terlalu menyilaukan hingga membutakan

Apakah langkah yang kuambil begitu jauh

Apakah harapan yang kutambatkan padamu begitu tinggi…?

Hingga sayap palsu yang kusulamkan

Tak mampu membawamu terbang kesana


Entah bagaimana?

Haruskah musnah?

Beribu Tanya………

Berjuta harapan……..

Meski dalam Tidurku,

Bayangmu kan selalu datang

Gelap…….Gelap….

Padahal cahayamu yang aku harap

Semuanya buram…..

Bagai kekaburan yang dalam


Bunuh…….bunuh….

Seluruh cinta dalam hatimu

Agar nanti terkubur bersamaku

Buang …….Buang………

Setumpuk rindu yang membelenggu

Biar kau tak lagi terganggu

Tapi…..

Pabila kau masih mengharapkanku disini

Cintai,rindukan,dan sayangi aku

Seperti yang aku lakukan padamu

Layaknya yang selama ini kupersembahkan padamu


Henyak aku dibuatnya

Terpisah dari sang belahan jiwa

Meskipun sesaat……..

Tahukah kau bahwa aku tak kuasa,

Merasakannya

Atau bahkan sekedar membayangkannya

Jawab……..Ayo cepat jawab…..

Apa aku harus terus bertanya sembari menanti datangnya gelap

Jangan lagi diam

Karena bisumu tak membuatku tenang

Puji…..dan terus kau puji…

Setiap kali kau harapkan aku ada disisi

Hina…..selamanya kau hina

Pabila dirimu tengah bahagia

Haruskah aku menanti lagi

Pantaskah bila aku menunggu


Kembali aku bertanya

Pertanyaan yang sama

Dan tetap kau enggan ucapkan jawabnya

Aku merasa berat sebelah

Tolong…….

Pahami aku sedikit saja

Bukankah kita mengawali ini bersama-sama

Dan kini………

Mengapa kau hendak berkuasa seenaknya

Aku paham kau menderita karenaku

Aku mengerti kau bosan karena kebodohanku

Tapi bukankah semua itu penawar lukamu


Senyummu begitu aku rindukan

Meski kau ternyata sama dengan yang lain

Engkau pembohong………

Pendusta………..

Lidahmu teramat berbisa

Tahukah kau bahwa aku begitu mencinta

Sadarkah bahwa aku tak ingin pisah

Namun……..,

Apakah semua itu bisa kau balas dengan pengharapan atasku

Aku begitu takut kehilangan


Banyak kenangan terukir bersama

Tentang cinta…..

Akan hal yang takkan terlupa

Tapi kini engkau berubah nampaknya

Tiada lagi dekapan mesra

Mungkinkah tak tersisa cinta

Tiada lagi kecupan yang menghanyutkan

Bahkan senyummu tak kau berikan


Kehadiranmu kini aku rindukan

Meski tercakar oleh pahitnya bicaramu yang menyakitkan

Tapi.....

Akankah semua ini berbalas dengan akhir indah kisahku

Akankah tertaut dengan cinta yang palsu?

Atau mungkin ia telah enggan mengerti Aku

Aku yang rapuh bagai diterbangkan bersama debu

Mungkinkah aku telah diperbudak oleh cinta yang aku ciptakan

Adakah mereka mengerti akan apa yang aku ucapkan

Sekali lagi aku gagal.........

Gagal.........

Dan sekali lagi gagal.........

Kini apa yang ditinggalkan darinya.......

Kenangankah?

Rindukah?

Atau Cuma khayalan yang setiap kali aku fikirkan hanya akan menelanjangi kehormatanku

Tiada pernah menyesal

Label:

(Read The Rest Of This Entry...)
posted by Little Moron @ 17.37   2 comments
Tentang Aku
Wahai Cintaku

Apa kau tahu rasa hatiku

Hanya kau yang ada di hatiku

Yang mengajariku apa itu cinta

Untukmu,diriku ada.

Tak pernah ku seperti ini

Rasanya tak terbendung lagi

Ingin kau tahu aku ingin memilikimu

Pasti kau bingung soal ini

Rasa cinta ini adalah untukmu….

Sungguh……….

Enggan diriku tuk berada tanpamu

Teruslah kau temani diriku

Yang selalu mengharapkanmu

Oleh karena itu kuingin kau untukku

Label:

(Read The Rest Of This Entry...)
posted by Little Moron @ 17.36   1 comments
Sebuah Tanya
Sebuah Tanya, Adakah Cinta Di hatinya......?

Gadis kecilku…….

Tertawa hatinya meski bisu

Sinar matanya tak pernah berdusta

Dan menuliskan sebuah kata

“ Ketulusan cinta dalam dada ”

Kepolosan , Kelemahan, dan kecerewetanmu

Warnai indahnya dunia

Gadis kecilku…

Kukuhkan hatimu sebar wangi bunga

Dan hiasi bumiku

Kutulis bait ini dalam tangis dan kegelisahan

Dari sebuah senyum dalam pesakitan

Tentang kesetiaan yang diagungkan

Tentang kesalahan yang tak mau untuk diperbaiki

Tentang penantian yang dipermainkan waktu dan keadaan



Ketika hatinya berbicara tentang aku

Aku yang selalu mencoba tuk belajar agar hatinya tak kecewa

Tapi, bisakah pengorbanan ini dibalasnya dengan pengharapan atas aku?

Hati yang dulu ia inginkan ada padaku

Adalah hati yang selalu ada namanya disana,

Namun ketika hati dan jiwa ini telah terpasung oleh sosoknya

Pantaskah jika ia ingin pergi menjauh dan menggantikan aku dengan yang lain?

Hatinya yang dulu ku miliki

Masih bisakah aku berharap hanya aku yang ada didalamnya?

Andai saja aku tahu apa yang ada dipikiranya

Mungkin aku tak akan sebingung ini

Misalkan saja aku mengerti siapa yang ada dihatinya

Mungkin aku tak akan secemas ini

Tuhan,… andai saja aku bisa menghentikan waktu

Aku ingin berlari dari semua ini

Jauh… jauh… dan jauh tanpa ada yang tahu dimana aku berada

Dia… dia… dia… kenapa harus selalu ada dia dihati ini

Janji janji yang pernah ia katakana begitu lekat

Mimpi mimpi yang ia lukiskan benar benar manis

Namun entah hatinya?

Dia yang mengajariku untuk selalu mencintainya

Dia yang ajarkan aku tuk setia padanya

Dia juga yang membuatku meninggalkan mimpi mimpi yang tak lagi bisa kuwujudkan

Tuhan,… apa balasan yang ia berikan padaku nanti?

Getar itu lembut dalam dada

Tatapan itu meresap kejiwa

Kenapa harus saling menyakiti

cinta ini kita yang cipta

Nyatanya impian tlah diketahui bersama

Betapa dalam rasa cintamu

Dan teramat tulus rasa cintaku

Jika impian itu masih ada

Berhentilah menyakiti diri sendiri

Dan tanyakan pada hatimu

Bahwa cintamu pengikat cintaku

Adakah darinya untukku

Inilah aku yang mencintaumu

Senandung ini kupersembahkan hanya untukmu

Ya…hanya untukmu

Apa aku tak pantas menikmati indahnya

Hinakah aku bila memilikinya

Dimensi yang memuja tak mampu bersuara

Warna eloknya tiada lagi dapat terbaca

Inilah aku yang mencintaimu

Fanatisme cinta membutakan mata, memekakkan telinga

Inilah aku yang mencintaimu

Dan ketahuilah

Apa itu CINTA?

Yakinkah engkau bahwa mereka itu ada?

Ataukah, cinta hanyalah bisikan para pujangga

Nantinya hanya bisa diucap

Tapi tak mampu kau temukan artinya

Inilah aku yang mencintaimu

seandainya kau dapat mengerti

misalkan yang kau fikirkan dapat mengartikan semua ini

tak peduli,

dulu..........,

kini........................,

ataupun nanti...............!

Walaupun Aku Hina Yakinlah Untukku,

Kau beserta dalamnya

Kebisuan malam nenggoda

Hembusan bayu menyapa

Merangkulku pada sebuah Tanya

Sedang apa kau disana ?

Bungkam dan aku diam tanpa bahasa

Hanya hayal dan bayangmu turut serta

Ingin kuberharap kau disini

Temani aku mengikis rindu

Entah … dan entah aku tak tahu

Getar apa yang kau petik untuk aku

Yang kuyakini rindu ini untukmu

Rasa ini terlalu indah

Rasa ini begitu megah

Rasa ini terasa menyebar bahagia

Rasa ini sebuah cinta

Membenihkan sayang

Membungakan rindu

Dan mencipta secelah harapan warna yang begitu cerah

Kemarin , saat ini dan nanti rasa itu milikmu

Ketika Ia Brejelaga

Senyum ini makin bermakna ….

Hati ini tenang dibuatnya………

Fikiran ini terarah karenanya…..

Dan jiwa ini damai saat ku didekatnya .

Gadis itu ,

Ayu wajahnya nan manis lakunya

Siapapun tak pernah dapat menolak hadirnya

Akulah salah satu dari berjuta pria

Yang telah dibuatnya luluh dan luruh oleh pesonanya

Sorotan tatap mata

yang jauh lebih indah dari cahaya bulan

Sebuah senyum yang lebih manis dari lollipop

Sentuhan tangganya yang jauh lebih lembut dari sutera dan kaca

Gadis itu ,

Sebuah obat sekaligus racun bagi aku

Dialah yang telah mengobati kehampaah jiwa ini dengan kasihnya

Namun dia pula yang meracuni aku dengan rindu akan kasihnya

Gadisku abadikan dirimu hanya untuk aku !

Andai ia tahu

Rindu ini yang selalu berjalaga atas dirinya

Kasih ini yang selalu menantikan hadirnya

Pabila engkau tahu

Datanglah usik sepiku

Pabila engkau tahu

Dekap erat aku dalam pelukmu

Kutunggu kau kasih dalam nyata dan mimpi

Kunanti hadirmu kasih saat ini dan nanti

Tatap matamu tak kan lepas dari bayanganku

Senyum darimu berikan padaku sebuah semangat baru

Puji… terus kau puji…

Kejar… selalu mengejar…

Raih… kau ingin raih…

Secelah kasih, sembilu rindu

Untukmu lenteraku

Selamanya akulah juwita hatimu

Selamanya kuyakini yakinmu atasku

Mungkinkah lenteramu selalu terangiku

Ataukah tiba-tiba padam oleh waktu

Bakar… terus bakar…

Api cinta dijiwamu

Bakar… terus kau bakar …

Segaris rindu akan diriku

Bakar… dan selamanya membara

Keyakinanmu akan aku

Namun kubur... kuburlah selalu

Ragumu akan usahaku untuk belajar mencintaimu

Berminggu minggu seakan berabad lamanya

Tiap detik hanya bayangmu yang berjelaga

Kau menyiksa aku dalam sakit yang membingungkanku

Dan menarikku pada sebuah penantian yang tak berujung

Andai waktu hanya jadi milikku

Ingin kukendalikan semauku

Dan menghadirkanmu tuk selalu disisiku

Jika penantian ini tlah kau tahu

Datanglah tuk obati sakitku

Aku yang sendiri disini

Ditemani sebuah hayalan dan mimpi

Yang hanya dapat kutulis

Aku yang merasakan semua ini

Terpuruk oleh angan dan kenangan

Di kamarku ini hanya terdengar detak jarum jam

Yang selalu berganti disetiap detiknya

Seolah mengejek jiwa ini yang merenung sendiri nghabiskan waktu

Ingin rasanya kau hadir dan membuyarkan sepi ini

Dan menjemput aku tuk kembali tetawa bersamamu

Aku yang saat ini masih berpijak diatas bumi

Mengharap sebuah cerita indah tuk kembali melangkah

Yank,

Kutunggu hadirmu tuk usir gelisahku

Menelusup dan menyusup dalam jiwa

Mengoyak dan menghantui sukma

S… E… P… I…

Hanya dapat buat aku diam dan bungkam

S… U… N… Y… I…

Siapa yang dapat kutemui

Linangan air mata yang jadi saksi

Sesak dalam dada yang berkecambuk dijiwa

Katakan bagaimana aku harus bersikap

Ucapkan padaku dengan apa kumenepis semua

Terpasung dalam kehampaan

Suatu jiwa yang dambakan kebebasan

Bagai jemari setan yang siap mencakarku

Mengoyak dan mencabik habis kulitku

Kuburkan saja dan tanam aku dalam dalam

Sekalian saja kurasa sepinya kematian

Tanpa suara, tanpa kata

Dan hanya dapat kuhabiskan waktu dengan air mata

Telah lama ku mengubur rasa

Untuknya aku rela ,

Bergelimang dosa

Bermandikan air mata

Perisai perak tak bisa berontak

K..O..S..O..N..G...

Meraka yang meneriakkan

Mereka pula yang dustakan

Aku tak lagi bergerak

Hanya bisa diam.., diam...dan diam..!

Sang prahara yang perkasa

Membuat mereka terhanyut dalam tawa

Salju dalam hatinya

Tak pernahmeleleh diterjang masa

Perahuku berlayar

Terombag ambing badai besar

Kini ia tak lagi berlabuh

Yang ada hanya peluh dan pakaian lusuh

Katakanlah,

Meski air mata beserta

Kuncup kembang beranjak remaja

Gugur dan layu

Jika terhisap seluruh madunya

Cinta yang kurasa

Tlah ia ubah jadi benci

Rindu yang dulu ia titipkan

Tlah dirubah jadi dendam

Cinta yang terlalu dalam

Menganiaya hatiku mengoyak mimpiku

Cintanya yang juga terlalu dalam

Membuatnya tak tahu bagaimana harus memperlakukan aku

Dulu ia menggali hati ini dalam dalam

Sangat……. dalam

Dan menanam sebijih cinta disana

Kupun melakukan hal yang sama

Harapan dan cintaku

Kutancapkan kedasar hatinya

Kini cinta itu telah tumbuh

Tumbuh dalam naungan waktu

Namun waktu pula yang merusak segalanya

Jadikan cintamu sebagai dendam

Merubah cintaku jadi benci

Dialah manusia yang memuja dan mendewakan cinta

Dan dialah yang juga diperbudak oleh cinta

Tak tahu dengan apa ia mengartikan sebuah keikhlasan dari cinta

Yang diketahuinya adalah bagaimana cinta itu mewarnai hidupnya dengan tawa

Dia yang tak memahami arti sebuah tangis

Dan tak faham akan arti sebuah pengorbanan

Dia juga yang tak yakin akan sebuah kepercayaan

Menjalani hidup tanpa tahu rencana masa depan

Mengukur kebahagiaan dengan keindahan hari ini

Selamanya semoga dan semoga !

Ya Allah, jika aku jatuh cinta, cintakanlah aku pada seorang yang melabuhkan cintanya padaMu agar bertambah kekuatan cintaku pada-Mu.

Ya Muhaimin, jika aku jatuh cinta, jagalah cintaku padanya agar tidak melebihi cintaku pada-Mu.

Ya Allah, jika aku jatuh hati,izinkan aku menyentuh hati seseorang yang hatinya bertaut padam-Mu,agar tak terjatuh aku pada jurang cinta semu

Ya Rabbana, jika aku jatuh hati, jagalah cintaku padanya agar tidak berpaling dari hati-Mu.

Ya Rabbul Izzati, jika aku rindu, rindukanlah aku pada seseorang yang merindui syahid di jalan-Mu.

Ya Allah, jika aku rindu, jagalah rinduku padanya agar tidak lalai aku merindukan syurga-Mu

Ya Allah, jika aku menikmati cinta kekasih-Mu, janganlah kenikmatan itu melebihi kenikmatan indahnya bermunajat di sepertiga malam terakhirMu .

Ya Allah, jika aku jatuh hati pada kekasih-Mu, jangan biarkan aku tertatih dan terjatuh dalam perjalanan panjang menyeru manusia kepada-Mu

Ya Allah , jika kau halalkan aku merindui kekasihmu-Mu , jangan biarkan aku melampaui batas sehingga melupakan aku pada cinta hakiki dan rindu abadi hanya kepada-Mu

Ya Allah, Engkau mengetahui bahwa hati ini telah berhimpun dalam cinta pada-Mu, telah berjumpa pada taat pada-Mu, telah bersatu dalam dakwah pada-Mu, telah berpadu dalam membela syariat-Mu. Kokohkanlah ya Allah ikatannya, kekalkanlah cintanya,tunjukilah jalan-jalannya, penuhilah hati hati ini dengan nur-Mu yang tiada pernah pudar. Lapangkanlah dada- dada kami dengan limpahan keImanan kepada-Mu dan keindahan bertawakal dijalan-Mu.Amien

Jika nantinya aku tak dapat memgartikan

Cintaku..........,

Cintamu................,

Ataupun Cinta mereka...........,

Peluk aku dalam gelapnya malam

Dekap aku meski kaupun tenggelam.

Jika cinta itu merengkuhku

Andai kasih itu memelukku

Misalkan rindu ini mendekapku

Maafkan aku

Gadis kecilku.

Taman itu

Wangi bunga

Sihir angin

&

Kemarau ini

Terasa sejuk menggoda

Ada yang aku fikirkan sebelum aku berangkat pergi.....,

Ada yang aku nantikan sebelum aku inginkan mati...........,

Itulah kau kekasih.

Sadarkan aku yang mabuk ini

Ingatkan aku yang tengah tersesat ini

Tersesat akan sebuah tanya,

Adakah cinta di hatinya........?

Label:

(Read The Rest Of This Entry...)
posted by Little Moron @ 17.31   0 comments
About Little Moron

Name:Little Moron
Home: Surabaya, East Java, Indonesia
About Me:
See my complete profile
My Blog data


Moron Scream

Free shoutbox @ ShoutMix
Where I should to go..



Supported By

Free Blogger Templates

BLOGGER

Blogskins

Other
The Promises Are Broken Again And The Scarr Remains